Cewek Teknik itu... Katanya...

(Pos pertama setelah beberapa bulan menjalani hidup jauh dari rumah)

Menanggapi banyak pos-pos garis keras yang bahas soal cewek di fakultas teknik. Gua sendiri jadi pengen mengeluarkan argumen (?) untuk pos-pos tersebut yang kadang isinya berlebihan.

Pos ini berdasarkan pengalaman sendiri, mohon jangan dijadikan tolak ukur atau acuan atau pun standar untuk kasus yang lain, pos ini juga diusahakan agar tidak mendiskriminasi pihak manapun. Tolong disikapi dengan santai dan jangan diambil serius J Cuma curhatan biasa kok.

Yang gua bisa simpulkan dari pembicaraan orang atau tulisan di dunia maya tentang cewek teknik adalah bahwa kami, para cewek, diperlakukan berbeda (dari sebelumnya atau dari kebiasaan). Kadang ada yang ngerasa didiskriminasi, ada yang ngerasa kami ngga diperlakukan sebagai cewek. Entah nggak diperlakukannya itu maksudnya gimana. Apa kami disuruh bawa barang berat? (hahaha), apa kami disuruh ngeboncengin temen cowok atau apa? Karena sebenernya yang bikin ada gap itu bisa jadi kita sendiri.

Dulu pas gua masih sekolah, sekolah negeri dimana jumlah cowok-ceweknya ngga beda jauh. Gua diperlakukan ya… sebagai gua, bukan gua sebagai cewek (sepertinya begitu, gua nggak tau sih). Gua bahkan nggak aware sama itu karena itu bukan hal yang nggak biasa. Tapi setelah kuliah, karena jumlah kami ngga terlalu banyak (kita ada kok, mungkin banyak malah) dibandingkan jumlah lawan jenis, secara nggak langsung kita aware sama jenis kita sendiri, hahaha. Sadar kalo, “Wih, gua cewek?”
Nah, disitu itu, sejak detik itu, kita mulai menyadari bahwa perlakuan orang berbeda ke kita dan orang pun mulai men-treat kita sebagai cewek.
"Kok kamu gitu sih ke dia? Dia kan cewek." akan sering kamu denger, atau mungkin ada cewek lain bilang, "Kok aku yang ngerjain? Aku kan cewek."

Misalnya dulu, pas mau pergi jauh bareng-bareng, tebengan itu sedikit, di tempat dulu gua tinggal juga banyak kendaraan umum kok dan nggak nebengin cewek yang butuh tebengan nggak membuatmu jahat kok.

Misalnya pas kedinginan, ain’t nobody got time to lend their jackets. Kenapa minjem jaket? Sedingin itu po? Kamu bakal mati kalo kedinginan banget dan ngga ada yang minjemin jaket? Toh kalo ada yang minjemin jaket pun itu bukan karena yang butuh itu cewek, tapi karena kita saling peduli satu sama lain #eaa.

Tapi habis kuliah, rasanya diperlakuin kayak di atas (mis: ada yang nebengin) atau ngeliat pihak sana ngerjain kerjaan-kerjaan berat sedangkan kita malah disuruh buat kerja ringan rasanya aneh. Membuat gua sendiri conscious, aware, apalah itu bahwa gua itu cewek. Rasanya aneh, nggak suka, asing, risih, and semuanya yang nggak bisa dijelaskan kata-kata karena gua nggak pernah ngeliat hal kayak gitu sebelumnya. Secara nggak langsung malah membuat gua sangat aware akan diri gua sendiri (and that’s when insecurities strike). Gua ngga suka dilabeli kalo gua itu feminine, atau gua itu apa. Gua ya gua -_-
Terserah orang sih, kamu mau nganggap aku sifatnya kayak gimana, hahaha.

Orang bilang ketika cewek masuk fakultas teknik, dia jadi harus bisa biasa temenan sama mereka (no feeling involved), harus mandiri kemana-mana sendiri, harus bisa ngerjain tugas numpuk, harus tahan dengan extra unnecessary attention.

Terus, gua mau tanya…

Apa dulu pas SMA, kita ngga bisa temenan sama lawan jenis secara normal?
Apa dulu pas SMA, kita ngga dikasih tugas numpuk yang mewajibkan nugas bareng temen?
Apa dulu pas SMA, kita nggak diajar untuk mandiri? Apa kita harus bergantung sama yang lain?
Apa dulu pas SMA, kita bepergian harus dianterin kemana-mana?
Apa dulu pas SMA, kita punya dress code untuk selalu keliatan feminine dan itu rasanya jadi terbebani ketika kuliah di sini?
Nggak kan? Ini nggak cuma gua kan?

Mbuh lah, gua cuma risih sama tulisan-tulisan orang yang melebih-lebihkan keadaan kita, atau bahkan kita sendiri (termasuk saya, hahaha) yang melebih-lebihkan keadaan kita di fakultas tercinta ini?

“Differences between individuals are much larger than of men and women compared.” Someone on 9GAG said this.

Kadang kita jangan cuma menyalahkan pihak yang sana atas perlakuan yang berbeda. Siapa tau, perlakuan tersebut juga gara-gara kita sendiri penyebabnya? -_-

Ciao! :D
By the way, it was raining outside when I wrote this. (Terus kenapa? Hahaha)

26/04/2015
From Uni Dormitory.

Saya.

PPSMB itu penting!

(Pos ini dibuat untuk melengkapi tugas PRISMA - PPSMB Fakultas Teknik UGM 2014.)

Halo, pos satu ini akan sedikit berbeda dengan pos lainnya karena penulis blog ini akan menulis dengan bahasa formal setelah mempertimbangkan beberapa pilihan dan akhirnya memutuskan ini yang terbaik :')

Pertama-tama, apa itu PPSMB?
PPSMB merupakan singkatan dari “Pelatihan Pembelajar Sukses Bagi Mahasiswa Baru” yang menurut situs resmi PPSMB UGM, ppsmbpalapa.ugm.ac.id, memiliki tujuan untuk mempersiapkan mahasiswa baru menjadi pembelajar yang sukses, unggul, cerdas, dan profesional di bidangnya, serta mampu bersaing dalam percaturan global.


Mahasiswa baru (maba) wajib mengikuti PPSMB. Kenapa? Karena PPSMB sangat penting untuk pengenalan kehidupan kampus atau campus life untuk mahasiswa baru, alias kami-kami yang baru saja lulus dari SMA. Karena tak kenal maka tak sayang.

(Karena PPSMB belum dimulai saat pos ini diturunkan, saya akan menulis berdasarkan pengalaman praPPSMB.)

Setelah beberapa lama mengerjakan tugas PPSMB (yang dikerjakan sebelum minggu PPSMB), saya akhirnya menyadari manfaat dari PPSMB walaupun PPSMB itu sendiri belum dimulai. Pada awalnya saya merasa tugas PPSMB sangat banyak yang sebenarnya porsinya masih pas asal kita punya kemauan untuk menyelesaikannya dan tidak terbawa malas setelah libur yang sangaaat lama. Tugas PPSMB bervariasi, dari tugas individual hingga tugas yang harus dikerjakan bersama-sama sehingga kita pun dilatih untuk team work dan berkomunikasi sehingga tugas bisa selesai tepat waktu.

Secara pribadi, PPSMB juga sangat membantu saya untuk lebih berani dalam menyatakan pendapat di depan orang yang baru saja saya kenal dan 'menendang' saya dari comfort zone sehingga saya bisa mendapatkan pengalaman baru yang tentunya akan bermanfaat nanti.

Mbak dan Mas pemandu juga sepertinya sudah menyiapkan surprise lainnya di PPSMB yang akan dimulai pada Senin, 18 Agustus 2014. Tidak ada perploncoan yang biasanya diberitakan di media massa pada masa ospek perguruan tinggi, kakak pemandu sangat membantu adik kelasnya dalam menyelesaikan tugas, memberitahu info atau pun mengenalkan lingkungan kampus baik sebelum masa PPSMB dan (semoga) selama masa PPSMB atau pun sesudahnya *grins*

Saya sendiri sangat penasaran dengan PPSMB itu sendiri karena "pra-nya aja udah bantu gua banget buat jadi lebih baik" apalagi setelah masa PPSMB berakhir. Semoga PPSMB 2014 akan berjalan dengan lancar dan baik sesuai apa yang semua pihak harapkan, aamiin.

Tika
17/08/2014, 23:19
My first post after being away from home.

Double Personality

Hi

Gua cuma pengen cerita soal HOW I FEEL ABOUT SNMPTN AND UN THAT ARE COMING FASTER THAN I EXPECTED.

Sebenernya bukan soal UN dan SNMPTN nya sih, cuma soal gua aja.

Tentang pemilihan jurusan, gua masih bingung. Jujur, gua masih sangat amat bingung.
Gua pengen ke saintek, tapi di lain waktu gua pengen ke soshum (btw, gua dari IPA).
Itu tuh rasanya kayak kadang lu pengen sendirian, you don't want to get close with anyone because being alone sounds a lot better. Tapi kadang lu pengen banyak kumpul, berorganisasi, bicara di depan orang banyak, etc.

Duh, kenapa gua plin plan banget sih?
Apa ini yang namanya double personality?
Engga deh, gua ngga mengidap kelainan kepribadian...

Tapi serius deh, itu tuh kayak ada dua orang yang ngebisikin lu untuk pilih ini atau pilih itu karena... you just feel comfortable... or should I say compatible with both?
Kadang gua bakal super awkward ke orang yang bahkan udah deket banget, kadang gua terlalu terbuka sama orang yang bahkan ga deket. Entahlah -_-

Kadang gua pengen banget masuk teknik, tapi nanti mikir gua ga PD sama fisika dan matematika (padahal cuma itu pelajaran mipa yang gua suka).
Kadang gua pengen banget masuk psikologi, tapi nanti mikir gua ga bisa ngomong sama orang (padahal gua harus berurusan sama banyak orang, kalo ga bisa ngomong apa jadinya?)

Ternyata, SMA tidak semudah membalikkan telapak tangan.

President University Entrance Test Experience

Hello! I haven't updated for soooo long.
Anyway, I want to tell you something important IF you're looking forward to apply to President University.

(Kalo mau tau tentang soalnya langsung scroll ke bawah aja, monggo~)

Jadi awal mulanya, gua itu aslinya pengen ikut GaneShout (tau kan, Try Out SBMPTN yang diadain ITB di RP), bahkan gua udah beli tiketnya karena gua pengen banget ikut.
Itu tuh gua beli hari Senin tanggal 6 Jan 2014 atau hampir seminggu sebelum TO.

Nah, besoknya pas gua les, temen gua bilang ada tes masuk di presuniv dan dasar gua pelupa atau apa, dulu ibu gua pernah bilang kalau presuniv sama binus itu selalu ngadain tes masuk (dan beasiswa) setiap Januari dan waktu dikasih tau itu gua pengen ikut. Ternyata hari tes presuniv sama ganeshout sama /cries/ gua sampe mikir berkali-kali mau ikut yang mana (True story). Terus gua tanya ibu gua mending gua ikut yang mana, soalnya tes presuniv itu di bekasi dan pagi banget (jam 8 pagi), tapi ibu gua bilang mending ikut yang presuniv, nah.

Habis gua daftar untuk tes di presuniv (sampe ganti major yang dipengen-in, haha), gua ga ada persiapan sampe akhirnya H-1 gua bingung banget buat ikut yang mana. Bogor ke Bekasi itu lumayan jauh, apalagi di rumah ga ada mobil. Tapi kata bapa gua, lanjut aja. Yasudahlah, ganeshout gua ikhlaskan.

Malemnya, lebih tepatnya D-Day, di pagi buta gua masih belajar setelah nemu pos orang bilang kalo soal tes presuniv itu mirip soal UN. Karena gua ambil Information Technology (I chose Industrial Engineering in the first place, lol) materi yang bakal diujikan itu Bahasa Inggris, Matematika Teknik, Psikotes.

Berhubung gua masih kelas 12 semester 1 (aksel's hardship /sobs/), gua agak sedikit pesimis soalnya saingan gua nanti pasti udah lebih jauh karena mereka aja belajarnya udah sampe mana sedangkan gua baru masuk. Yaudah gua pelajarin buku-buku UN, sampe ngereview pelajaran kelas 10-11 selama 1 jam kurang dan gua pun masih sempet-sempetnya browsing dan ngenet dulu sampe jam 3.30 alias setengah 4 pagi (it was Sunday, I couldn't help it) padahal harus bangun jam 5 pagi, yah gua pikir gua ga niat banget.

Pagi-pagi banget gua bangun dan ga sempet sarapan /cries/ langsung pergi pas lagi hujan deres. Akhirnya gua sampe (setelah nyasar berapa kali dan gua sempet belajar di bis -_-) dengan sepatu penuh lumpur soalnya becek dan tas yang ngegembung gede banget isinya kebutuhan gua sedangkan yang peserta lainnya rapi banget -_- dan kita disuruh masuk kelas.

Ada mas representative-nya ngejelasin soal Presuniv lumayan lama, terus tesnya dimulai (ternyata yang ambil engineering sama IT dikiiiit banget, kebanyakan ambil bisnis manajemen sama HI).

Soalnya bentuk booklet, semuanya pake bahasa inggris. Yang pertama gua kerjain itu Bahasa Inggris. Soalnya kayak soal grammar atau sentence structure di toefl cuma jauh lebih gampang dan ga ngecoh.
Terus gua ngerjain psikotes, agak sedikit ga bisa jawab pertanyaan kayak "ada berapa out di satu inning?" ya mana gua tau soal baseball. Psikotes overall masih bisa dijawab, toh ini tergantung pribadi masing-masing. Yang terakhir gua kerjain itu matematika. Di situ ada 2 jenis matematika, ada matematika bisnis sama matematika teknik. Yang matematika teknik, seinget gua kebanyakan materi kelas 10-11, kelas 12nya ada lumayan, terus ada matriks dan vektor YANG BELUM GUA PELAJARI soalnya di sekolah belum nyampe situ. Yaudah gua kerjain seingetnya kayak ppt yang dikasih Bu Teti (btw, thanks Bu!). Dari 30 soal matematika, cuma 16-18 soal yang gua bener-bener kerjain (termasuk nyobain opsi-nya satu-satu). Sisanya pake perasaan, HAHAHA.
Hampir semuanya udah keluar ruangan, gua masih di dalem ngerjain matematika dan akhirnya gua selesai di 10 menit terakhir dari total waktu 3 jam (gara-gara matematika).

Beberapa hari setelah tes (14 Jan 2014), gua nyari-nyari dan salah klik malah masuk ke page rank 3 (beasiswa kategori 3), padahal jelas-jelas di situ ditulis 'kategori 0' alias hasil tes gua belum keluar. Gua ga enak banget ngasih tau ortu soalnya udah jauh-jauh tes cuma dapet kategori 3. Yaudahlah ga gua kasih tau dulu /smh/ terus tanggal 16 Jan, gua buka lagi dan tiba-tiba ada tulisan 'kategori 1'. Gua masih ga percaya. Terus gua reload siapa tau datanya error, gua reload sampe berapa kali dan ternyata emang itu tulisannya :'D
Dan ortu gua bilang ini harus daftar ulang untuk jaga-jaga buat the worst case nanti soal undangan PTN.



(gua kira gua malah ngga dapet beasiswanya *gara-gara matematika* soalnya peserta lainnya kayaknya lancar banget ngerjain soalnya T_T)

Semoga gua lulus UN dengan nilai terbaik dan masuk PTN yang diinginkan, aamiin.

Ciao!
TIKA.

Ngga Bisa Ngomong

Hai.
Kenapa?
Engga, gua ngga tunawicara.
Gua cuma ngga bisa ngomong di depan umum.

Entah kenapa, makin kesini, gua itu makin ngerasa insecure. Wait... did I just say 'insecure'? Ngga kok, gua ngga insecure (labil).
Dulu pas masih kecil, gua itu, hm... apa ya? sedikit intimidasi orang? ya, sampe sekarang malah. Tapi sedikit loh. Dulu pas kecil, ngomong di depan orang juga berani, banget malah. Sekarang, kayaknya kalau mau ngomong malah langsung takut ga didengerin. Ujung-ujungnya malah diem. Terus kalo baru ketemu orang, belum kenal, malah berubah ke mode: 100% innocent, buahahaha. Jadinya orang mikir: "Ini orang kerjaannya diem mulu kayaknya, main ga pernah." (smh)

Tapi makin gua tua, makin ga berani ngomong. Malah ngebiarin kalo ga didengerin. Ujung-ujungnya malah sedih sendiri. Alhasil, gua malah 'rame' di dunia maya. See, I'm not insecure, am I?
Dampak dari semuanya itu gua malah susah nyampein apa yang gua pikirin lewat omongan, nulis sama ngetik sih gampang. Jarang juga ikut ambil bagian di kegiatan apa gitu, cuma diem aja. Kayaknya sih social life gua mengalami degradasi parah.

Yang paling gua hindari itu sebenernya ngerasa awkward, canggung. Demi konspirasi kemakmuran, udah ngga kehitung berapa kali gua bikin situasi jadi canggung sampe udah mati rasa (padahal ngomong di depan umum masih ngga bisa). Orang yang diajak ngomong sih biasa aja, tapi kalo udah ngerasa awkward (gara-gara gua), suara gua itu bukan kayak suara gua. Ngomong hampir sama siapa aja itu awkward, tolong tandai kalimat gua yang ini, SIAPA AJA. (kecuali sama temen sih)

In the end, gua masih ngga bisa bicara di depan umum. Yaah, pos ini ngga bakal ngerubah keadaan sih. Hehe. (awkward silence)

Ciao!
Tika.

Improvements of Mood

안녕!
This not-so-bright-but-not-so-emo ahjumma is back with new updates on July and no one cares! Yeay!

Berlawanan dengan pos sebelumnya yang suasananya terlalu emo karena ditulis pas lagi tertekan, pos ini bakal jadi salah satu pos yang termasuk the brightest ones. 왜요? karena... ada MOOD IMPROVEMENT, ooh yeah.

Rumusan masalah pertama: Apa yang menyebabkan mood anak ini bertambah?
Jawab: This is holiday. 3 freakin weeks! Never in my life I have 3 weeks holiday, kecuali pas lulus sih. 2 minggu libur semester dan 1 minggu libur puasa. Yep, sampai pos ini diturunkan, Indonesia udah memutuskan untuk masuk bulan ramadhan. Karena ini liburan, gua ngenet siang-malem. Setelah ngeliat rapot dan kenaikannya ga begitu signifikan, gua memutuskan untuk total semester besok -_- maka dari itu, liburan kali ini gua puas-puasin ngenet.

Rumusan masalah kedua: Bagaimana bisa ngenet siang-malem ga bosen?
Jawab: Gampang, be grateful for what you have. Misalnya lu punya unlimited koneksi di rumah lu, lu bisa ngapain aja? youtube, baca-baca komik, baca artikel, kaskus, twitter atau... in my case, fangirling. Karena untuk beberapa bulan ke depan gua bakal meminimalisasikan kegiatan fangirling di malem hari (/sobs/), gua seharian fangirling ga kenal waktu, alhasil tweet gua langsung banyak banget.

Rumusan masalah ketiga: Apa yang dimaksud dengan fangirling?
Jawab: Fangirling (n), (berasal dari kata fan dan girl) yang berarti kegiatan yang muncul atas rasa tertarik berlebihan kepada suatu objek (read: manusia). Yang namanya berlebihan emang ga baik sih, but this gives me much much much happiness. This boosts up my mood. Thanks to jay park, dbsk ahjussi, dkk, I will return the happiness you give whenever I can -_-v

I can't think of anything, my head goes blank so... さよなら!

(Another selfish post, but it's ok as long as I'm happy :D)

Moi,
Wed, July 10th 2013
13:41
Sur mon lit (again)

Teardrops on My Blog

The title. No, it doesn't mean something. There're literally teardrops on my blog, on this story. K, lemme start.

Gua ngga cape. Ngga kok, hehe. But having to fight alone, cape sih. Di sini berlaku hukum 'Makin keras anda berusaha, makin sedikit hasil yang anda dapat'. Gua pernah bilang ngga? kalo dimarahin itu udah jadi makanan sehari-hari gua atas tindakan dan faktor ketidaksempurnaan gua. Katanya ada yang bilang kalo kekurangan lu itu ngga jadi penghalang. Tapi toh sebagian besar orang-orang yang berpengaruh dalam hidup gua memancarkan energi negatif yang bahkan bikin gua berpikir buruk tentang diri gua sendiri dan kekurangan yang gua lakuin. Yang bisa gua tangkep dari mereka itu kalo mereka selalu berkata ke gua kalo gua ga bisa. Mereka bilang 'kamu pasti bisa', puhlease I can't, don't make me do things I don't want to. Ini bukan lahan saya. Gua sih usaha keras aja, kalo ada orang lain surpass gua? oops.

Kadang suka sedih kalo mikir kalo orang lain ga sadar kalo gua tau kalo mereka manfaatin gua, secara ngga sengaja sih. Kebiasaan dari dulu, gua paling susah fit in di suatu tempat baru. Biasanya sih, gua suka ngerasa ga enak ke orang, padahal kata temen gua, harusnya gua ngga kayak gitu. Terus, kalo udah ngerasa ga enak, gua diminta apa aja pasti bilang iya, ga peduliin apa yang penting bagi gua dulu. Habisnya, kalo ga gua ladenin, gua bakal ngerasa ngga enak. Misalnya kayak tugas atau buku. Inget ya, kalo gua udah bisa nolak permintaan orang itu, berarti gua udah ga curigaan sama orang itu, kebiasaan yang aneh...

Terakhir. Udah gua sebutin kan gua cape. Padahal mah sok-sok-an ngga cape gitu (?). Kasus terbaru: hari ini gua harus perbaikin nilai bahasa indonesia gua. Gua harus nyari suatu buku. Karena budget sehari-hari gua yang tipis, gua sama sekali ga punya pegangan uang dan gua pulang dulu ke rumah. Sampe rumah, gua langsung disuruh buru-buru kalo mau bareng ibu gua. Yaudah, gua langsung ganti baju dan solat terus pergi lagi. Gua nyari buku di stasiun, ngga ketemu. Gua ke gr*med, ga ketemu. Gua balik ke stasiun, nyoba tempat lain, ngga ada juga. Gua akhirnya jalan ke gunung ag*ng karena gua ga punya recehan buat naik angkot, ngga ada juga. Gua jalan ke merdeka, terus ke toko buku 88, ngga ada juga. Akhirnya destinasi terakhir gua ke Salemba, tau kan? ngga ada juga bukunya. Yaudah gua pulang, karena gua lagi puasa dan pagi-paginya gua naik sepeda keliling jauh nyari minyak buat nilai PLH dan sialnya ga ketemu, energi gua udah kepake banyak banget dan sumpah gua jalan sempoyongan. Sampe rumah gua wudhu dan ketiduran, bangun-bangun belum solat udah sore banget. Dan beberapa menit kemudian setelah solat asar, azan magrib pun kedengeran. Gua buka langsung minum banyak banget -_-
Gua sempet dimarahin ibu gua soal nilai kimia, nilai macem-macem, komplain guru tentang gua, dsb.  Ini ngga adil. Ketika orang lain ngga harus dimarahin orangtuanya karena gurunya ga pernah komplain ke orangtuanya, gua harus. Dan gua jadi sedih banget, selama ini gua good for nothing. Jadi pengen nangis, tapi kalo gua nangis, nanti namanya bukan gua. Masa udah umur 16 tahun nangis, mending nonjok tembok. My tears are too precious. Tapi... hiks. Gua cape. Oke, malah curhat. (ini topiknya jadi kemana tau)

I hate it when people expect too much from me and then blame the reality and then they say something about me that there's nothing to expect from me. I hate it when people only like me when I do something good but then they never really be there for me when I really need them, I mean, just because I act carefree most of the time doesn't mean I don't feel sad -_-. I just need something to make me happy but people around me just make me feel bad about myself for doing that, cih.
Thanks for ruining this child's emotion, dream and trust.



Moi,
Wed, 19-06-2013